Judul Buku: Gadis Pantai
*review mengandung spoiler semua 😀 ditulis untuk memperingati Hari Kartini.
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Penerbit: Lentera Dipantara, Jakarta
Tahun Terbit: 2011
Genre: Historical - Fiction
Jumlah Halaman: 270
Pereview: Uswah
*review mengandung spoiler semua 😀 ditulis untuk memperingati Hari Kartini.
Sejarah ketemu sama buku ini, waktu itu hamil anak pertama, niatnya
jalan-jalan ke Benteng Pancasila, Mojokerto. Lalu ngelirik ada yang
jualan buku, jarang-jarang loh di Mojokerto kota ada orang jualan buku
😛 (karna Mojokerto lebih banyak peminat kopi maka dari itu warkop e umbyuk'an 😆) dan langsung klik sama buku si empunya Bumi Manusia ini.
Eyang Pram ini begitu lihai menguraikan kisah tentang perempuan, karena
beliau sendiri memang pengagum dan menghormati sosok perempuan, sebagian
besar karya Pram menceritakan tentang perempuan, salah satunya novel
berjudul Gadis Pantai ini yang ternyata true story dari neneknya Pram
pemirsahh. Kisahnya epic banget sumpah. 😣 Btw, novel ini sebenernya
trilogi, tapi 2 lainnya dibakar naskahnya karna dilarang terbit saat
pemerintahannya Pak Harto. Jadi ga tau lanjutan kisah Gadis Pantai ini
bagaimana, unfinished story ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Tokoh yang menonjol dalam novel ini ada 3, Gadis Pantai (tidak disebutkan siapa namanya dari awal sampai akhir) yang dipanggil Mas Nganten (gelar kebangsawanan jawa, istri dari priayi), Simbok (Pelayan Gadis Pantai) dan Bendoro (Suami Gadis Pantai yang merupakan Bangsawan Jawa).
Roman ini menusuk feodalisme Jawa yang tak memiliki adab dan jiwa kemanusiaan tepat langsung di jantungnya yang paling dalam, kata Pram.
Gadis Pantai yang lugu, kesehariannya menjemur ikan di laut dan membuat
terasi harus dikirim ke kota untuk menjadi istri Bendoro, Bendoro yang
ganteng berperawakan tinggi proporsional itu terpikat dengan wajah manis
Gadis Pantai, sangat mudah sekali bagi seorang Bendoro melamar Gadis
Pantai, orang tua Gadis Pantai mendapatkan kehormatan dan kekayaan,
sedangkan Bendoro mendapatkan istri dengan wajah yang manis dan tubuh
mungil berkulit kuning langsat. Gadis Pantai disulap oleh Simbok menjadi
perempuan cantik yang gilang gemilang, tidak lagi berjemur di pinggiran
laut menunggu bapaknya pulang dan menjemur ikan. Berat sekali awalnya
bagi Gadis Pantai untuk tinggal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
di rumah Bendoro, ia harus akrab dengan tata krama yang tidak pernah ia
praktikkan saat kecil di kampungnya, dimana laut adalah bumi dan
rumahnya. Simbok lah yang mengajarkan tata krama itu, membuatnya pantas
menjadi istri priayi. Gadis Pantai diajarkan bendoro cara sholat,
membaca Al-Qur'an. Bendoro bukan hanya administrator Belanda pada
zamannya, tapi juga seorang Ulama yang kerap berdakwah mensyiarkan agama
islam.
"Lantas milik perempuan itu sendiri apa?". Tanya Gadis Pantai
"Tidak ada, Mas Nganten. Dia sendiri hak milik lelaki". Petuah Simbok.
Gadis Pantai menjadi burung dalam sangkar emas, trisna jalaran saka kulina kalau
pepatah Jawa mengatakan, Gadis Pantai akhirnya jatuh cinta pada
Bendoro, layaknya perempuan lain yang jatuh cinta, Gadis Pantai pun
mulai merasakan cemburu dan gelisah jika Bendoro tidak pulang ke rumah.
Simbok sering mengingatkan Gadis Pantai untuk tidak berharap lebih,
karena Simbok tau, pada waktu yang telah lalu, Bendoro hanya butuh
menikah dan memiliki anak, tanpa ada welas asih atau perhatian kepada
istri-istrinya. Setelah hasratnya tercapai, perempuan-perempuan itu akan
diceraikan tanpa sebab. Simbok menahan diri untuk tidak mengatakan
sesuatu yang buruk tentang tuannya. Meskipun Simbok tau, kelak Mas
Nganten akan mengalaminya.
Suatu ketika terjadi perdebatan antara Gadis Pantai dengan pelayannya,
Mardinah. Kali ini bukan lagi Simbok, sebab Simbok telah diusir karena
mengungkap kebenaran bahwa putra Bendoro mencuri uang Mas Nganten, tidak
hanya Simbok, tapi putra Bendoro yang terbukti mencuri uang juga diusir
dari rumah, Mardinah mengatakan bahwa Bendoro status (sosial)nya masih
perjaka. Gadis Pantai bingung, padahal agus-agus (panggilan putra
Bendoro) tumbuh bersama dengan ibu yang berbeda, perdebatan sengitnya
dengan Mardinah membuat Gadis Pantai tau, bahwa status Perjaka Bendoro
dikarenakan Bendoro hanya menikah dengan istri-istri percobaan. Istri
percobaan adalah perempuan yang dikawini dari kalangan rakjel alias
rakyat jelata, status para bangsawan selama nikah dengan istri-istri
percobaan itu adalah "perjaka" ga peduli anaknya sudah limolas atau
berapa. Mereka dinyatakan sah sebagai suami ketika para bangsawan itu
menikah dengan perempuan dari kalangan bangsawan juga 😒 sedih ga sih?
😠Gadis Pantai mulai tumbang, betapa mudahnya bangsawan-bangsawan Jawa
itu kawin-cerai, kawin-cerai dengan istri-istri percobaan.
Well, saya mengamini sejarah ini, karena Kartini, pada saat itu
ibunya Ngasirah bukanlah dari kalangan bangsawan, sedangkan ayahnya
Sosroningrat dari kalangan bangsawan, peraturan saat itu mengharuskan
bupati beristrikan dengan keturunan bangsawan, maka RM Sosroningrat
menikah dengan keturunan bangsawan bernama RA. Moerjam yang merupakan
keturunan Raja Madura. Jadi urusan nikah sesama bangsawan ini ngerepoti
hajat hidup orang banyak, gaes..
Gadis Pantai mengandung buah cintanya dengan Bendoro, berharap kelak
anaknya laki-laki dan kisah perceraian dengan istri bendoro yang
dulu-dulu tidak dialaminya. Tapi takdir berkata lain, setelah Gadis
Pantai melahirkan dan anaknya berumur 2 bulan, Gadis Pantai diceraikan
tanpa sebab, juga dipisahkan dari anaknya. Setelah usahanya berkali-kali
memohon kepada Bendoro untuk hidup bersama anaknya tak direstui
Bendoro, pada akhirnya ia pasrah, terlalu malu kembali ke kampungnya,
iapun pergi mencari simbok, pelayannya yang selalu mendongenginya kisah
Nabi.
"kamu mesti belajar menangis buat dirimu sendiri. Tak perlu orang
lain lihat atau dengarkan, kau mesti belajar menyukakan hati semua
orang"
- Pramoedya -
0 Comments:
Posting Komentar